"Alhamdulillah! Senang sekali rasanya bisa juara di sini. Apalagi, ini gelar pertama di tahun ini setelah tiga kali tampil di final. Pastinya senang! Ini bisa menjadi batu loncatan buat saya sama Lisa ke depannya," tanggap Rehan, melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Senin (7/11) dini hari WIB.
"Alhamdulillah! Akhirnya kami untuk kali pertama bisa juara di Super 300. Akhirnya kami bisa buktikan kalau kami sebenarnya bisa. Tadi kami tidak memikirkan menang atau kalah, kami ingin bermain lepas saja karena lawan juga tidak gampang," Lisa, menambahkan.
Lebih lanjut Rehan menjelaskan, layaknya pertandingan-pertandingan yang mereka lalui di turnamen berlevel BWF World Tour Super 300 ini, gim pembuka adalah momen pencarian pola permainan. Pada gim pertama di partai puncak ini, Rehan menyatakan menemukan titik kelemahan pasangan China ini terletak pada Feng. "Setelah ketemu, di gim kedua kami mulai menekan ke pemain Feng Yang Zhe, karena pemain cowok ini terlihat juga tegang," ungkap putra mantan pebulu tangkis nasional Tri Kusharjanto ini.
"Saya bilang sama Lisa, permainan depannya nekat saja. Tidak usah mikir Huang Dong Ping itu juara apa. Yang penting nekad saja. Saya juga bilang ke Lisa, kalau smes lebih diarahkan ke cowoknya saja, soalnya cowoknya terlihat tegang," Rehan, menambahkan.
Arahan dari Rehan pun kerap dilakukan oleh Lisa pada gim kedua dan gim penentu. Bahkan, Lisa pun mengaku tak tahu dari mana asal keberaniannya untuk bermain menyerang di depan net. "Seperti enak sekali kakinya bisa cepat juga bergerak. Smes saya juga banyak tembus, mungkin karena shuttlecock-nya enak dan kami tadi sempat menang angin juga," kata atlet kelahiran Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, ini.
"Kunci kemenangannya, saya tekan terus ke cowoknya. Soalnya Huang Dong Ping, kan, sudah pengalaman. Tetapi Feng Yan Zhe, kan, masih junior. Jadi dia pasti tegang juga. Makanya saya tekan terus ke cowoknya biar tidak berkembang," Lisa, menuturkan.
Selain itu, Rehan juga menyatakan terima kasih kepada para penonton yang hadir secara langsung untuk menyaksikan laga puncak ini. "Dukungan penonton membuat saya dan Lisa jadi tambah semangat. Apalagi mereka juga semangat terus mendukung kami," katanya. "Dukungan penonton, jadi tambah asyik juga. Mereka benar-benar membuat kami tambah semangat. Mereka berteriak terus mendukung kami," Lisa, menimpali komentar partnernya.
Rehan juga berpesan, gelar juara Hylo Open 2022 ia persembahkan untuk keluarga, para pelatih yang telah membantunya bersama Lisa, dan seluruh masyarakat Indonesia. Sementara bagi Lisa, titel kampiun tersebut dipersembahkan bagi orangtua, khususnya bagi sang ibunda yang baru saja merayakan hari jadinya. "Juga orang-orang tersayang Lisa. Terima kasih juga buat semua yang sudah mendukung kami terus," pungkasnya.