"Tadi masih penyesuaian, karena kondisi anginnya sangat berbeda dengan di Istora (Senayan, Jakarta)," tutur Greysia Polii, Minggu (14/11).
Menurut peraih medali emas Olimpiade Tokyo ini, arena pertandingan yang dibuat di dalam ruangan secara non-permanen punya karakter yang berbeda dibanding arena permanen.
Dengan kondisi tersebut, maka tinggal kemampuan atlet yang harus berbicara untuk bisa menyesuaikan karakter permainan dengan tipe lapangan. "Kami tidak bisa bilang ini enak atau tidak ya, kita yang harus membuatnya enak dengan permainan kami sendiri. Hal lain yang membedakan paling di sini tidak ada bangku penonton dan arenanya memang tidak terlalu besar," Greysia, memaparkan.
Sementara, atlet ganda campuran Gloria Emanuelle Widjaja merasa cukup puas dengan durasi sesi latihan di arena utama yang memakan waktu hingga satu jam.
Berbeda dengan Greysia, Gloria mengaku sudah bisa menguasai kondisi lapangan, terutama terkait angin dalam ruangan yang menjadi perhatian utama bagi para atlet.
Selanjutnya, sebagaimana dilaporkan Antara, Gloria hanya perlu menjaga fokus agar bisa mengendalikan arah pukulan mengingat situasi pertandingan di arena IBF 2021 akan lebih sulit karena fasilitas lapangan yang berbeda dibanding arena konvensional. "Tinggal jaga fokus supaya masuk terus, karena soal angin kan susah untuk atur bolanya," tuturnya.
"Di lapangan satu lumayan ya anginnya, agak ke tengah. Tapi yang bagian pojok masih oke, dan kondisi bola lumayan berat. Walaupun angin, tapi masih bisa tertangani," demikian Gloria.