"Secara mental dan pengalaman, mereka sudah punya semua. Cuma kekurangnnya itu di mana yang harus kita cari. Kalau saya (menilai kekurangannya) di kekuatan otot, stamina. Itu harus dkuatkan lagi dan penting, di samping skill dan teknik," jelas Antonius, dikutip dari kanal YouTube Jurnal Bulu Tangkis.
Evaluasi tersebut dilontarkan Antonius berdasarkan performa pasangan berperingkat ke-4 dunia itu dalam tiga turnamen pembuka awal musim tahun ini. Pada dua turnamen pembuka, Malaysia Open 2025 dan India Open 2025, Fajar/Rian terhenti di babak-babak awal.
Juara All England 2023 dan 2024 itu berhasil menembus partai puncak Indonesia Masters 2025, dan harus puas titel runner-up setelah kalah dari pasangan Malaysia, Man Wei Chong/Kai Wun Tee, dengan skor 11-21, 19-21.
Selepas tur Asia, Antonius tengah mempersiapkan Fajar/Rian dalam menghadapi berbagai turnamen di Eropa. Salah satu turnamen yang diincar Fajar/Rian, menurut Antonius, adalah All England 2025. "Targetnya harus mempertahankan (gelar juara), ya. Mereka, kan, juga punya keinginan mau hat-trick," katanya.
"Tapi memang nggak mudah. Persiapan harus baik, latihan keras, disiplin dan komitmen penuh dengan latihan," Antonius, menambahkan.
Pada kesempatan tersebut, Antonius menampik anggapan bahwa usia memiliki andil terhadap menurunnya prestasi Fajar/Rian. Namun, pelatih asal klub PB Djarum ini mengakui, persaingan ganda putra sudah terlihat jelas kian merata meski Tur Dunia BWF baru saja bergulir. "Dari segi umur, mestinya masih bisa. Contohnya saja, senior mereka Hendra (Setiawan)/(Mohammad) Ahsan, bisa kok. Ada juga pemain-pemain senior lain seperti dari Malaysia yang masih main, kok," katanya.
"Tapi, persaingan di 32 besar saja itu sudah merata. (Dalam turnamen) Di babak pertama saja sudah saling mengalahkan," demikian Antonius.