"Ahsan/Hendra sudah ke final duluan, kami pun ingin juga, tidak mau kalah. Kami sering sharing dengan mereka, sang legenda, dan akhirnya sekarang bisa menciptakan 'all-Indonesian final di All England. Luar Biasa!" kata Fajar lewat keterangan Humas PP PBSI, Minggu (19/3).
Meski sedang berada di puncak peringkat dunia dan diunggulkan di posisi teratas pada turnamen level BWF World Tour Super 1000 ini, Fajar/Rian menolak meremehkan senior mereka yang lebih berpengalaman itu.
Menurut catatan Antara, selama berpasangan, ""The Daddies" telah meraih dua gelar juara All England pada edisi 2014 dan 2019, serta menjadi runner-up pada edisi tahun lalu, saat menghadapi rekan senegara yaitu Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri. "Tidak akan mudah, Ahsan/Hendra adalah pasangan berpengalaman memiliki sejarah yang luar biasa di All England. Jadi kami tidak boleh lengah, satu poin akan sangat berharga," Fajar, menjelaskan.
Dapat dipastikan, kedua pasangan sudah saling hafal dan memahami karakter permainan masing-masing. Pada sisi lain, Fajar/Rian dan Ahsan/Hendra memiliki keinginan kuat untuk menaiki podium teratas pada turnamen bulu tangkis paling tua di dunia ini.
Rian pun berharap mereka dapat kembali tampil positif dan mendapatkan hasil yang terbaik. "Semua pemain pasti punya mimpi untuk menjadi juara All England. Tidak menyangka bisa masuk final tapi harapannya bisa dapat hasil yang terbaik," tanggap atlet asal klub PB Jaya Raya tersebut.
Fajar/Rian menyusul langkah "The Daddies" ke final, yang terlebih dahulu mengamankan tiket partai puncak. Laga "all-Indonesia Final tercipta setelah Fajar/Rian menyingkirkan He Ji Ting/Zhou Hao Dong dari China lewat straight games 21-19, 21-17. Fajar menilai, pertandingan tersebut tidak mudah. Namun, ia bermodal nekat dan terus percaya diri dalam melunakkan permainan He/Zhou.
Mereka juga tampil nyaman di lapangan, apalagi setelah mendapat strategi yang sesuai pada gim pertama, selanjutnya permainan mereka pada gim kedua berjalan lebih enteng. "Setelah berhasil menang di gim pertama, kami lebih enjoy di gim kedua. Lebih rileks, pukulan-pukulan pun lebih taktis. Secara permainan pun lebih percaya diri," demikian Fajar.