Sebetulnya Greysia/Apriyani mampu membuka permainan di game pertama dengan baik. Mereka menang 21-12. Memasuki game kedua, saat sudah unggul 10-6, mereka harus tersusul 10-11. Setelah jeda interval, penampilan Greysia/Polii mulai menurun hingga akhirnya kalah dengan skor 17-21.
“Kita menyesal sekali di lapangan tadi saat sudah unggul tapi tersusul. Semua rasanya jadi berantakan, momentum kita hilang, kepercayaan diri turun dan mainnya jadi panik sendiri. Semoga kita bisa segera memperbaiki lagi. Kalau dalam kondisi seperti ini harus bisa menjaga momentum untuk menang,” kata Apriyani Rahayu.
Pada game penentu, Greysia/Apriyani mengaku masih belum bisa keluar dari tekanan lawan. Berbagai upaya sudah coba mereka lalukan setidaknya demi mendapatkan satu kemenangan di fase penyisihan grup. Namun sayangnya, Greysia/Apriyani harus kembali menelan kekalahan dengan skor 11-21.
“Harusnya kita bisa, tapi di game kedua tadi kita kecolongan. Harus diakui kita masih kurang bisa menjaga momentum. Dan kita juga mau menantang diri sendiri untuk berubah dan keluar dari kondisi ini,” tutur Greysia Polii.
Harus tersingkir dari kejuaraan BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou, Greysia/Apriyani mengaku kecewa dengan hasil yang harus mereka dapatkan. Meski begitu, ganda putri peringkat delapan dunia ini mengaku dapat pelajaran berharga untuk menjadi bahan evaluasi menatap musim 2020 mendatang.
“Di satu sisi, secara permainan sudah mulai kembali untuk bersaing di top level. Tapi di sisi lain, kita merasa belum puas karena seperti masih ada yang mengganjal, seperti masih ada pekerjaan rumah yang belum diselesaikan. Kita petik pelajaran positifnya dari kejuaraan ini,” ungkap Greysia.
“Yang paling disayangkan, kita nggak dapat poin untuk ke olimpiade dari kejuaraan ini. Tapi, apapun hasilnya kita harus tetap bersyukur dan terus latihan. Harus segera berubah jadi lebih baik,” tandasnya.