Bertanding di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, China, Kamis (19/9), Leo/Bagas kalah 18-21, 24-22, 18-21. "Ini jadi pembelajaran buat kami, tolok ukur bagaimana kami menghadapi pasangan top dunia," tanggap Leo melalui keterangan pers Humas dan Media PP PBSI.
"Kami akan introspeksi lagi, evaluasi lagi untuk lebih baik ke depan," tambah pemain asal Klaten, Jawa Tengah, tersebut.
Sementara, Bagas berpendapat, adaptasi terhadap Lapangan 1 yang digunakan pada laga ini dirasa belum pas. Lapangan berangin menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada penampilan mereka. "Itu membuat permainan kami tidak bisa normal, kami tidak bisa mengontrol laju shuttlecock," katanya.
"Kami sudah mencoba apa yang kami lakukan di gim kedua tapi lawan sudah siap antisipasinya. Selain itu, ada beberapa momen kami belum terlalu rapi dalam mengeksekusi penyelesaiannya," Bagas, menambahkan.
Meski kalah, Leo menilai mereka mampu menjaga motivasi, khususnya di gim kedua. "Setelah tertinggal jauh, motivasinya kami bagaimana mendapat satu poin demi satu saja. Memperkecil ketinggalan dan ternyata alhamdulillah bisa membalikkan keadaan," jelasnya.
"Di gim ketiga, ada harapan bisa menang tapi akhirnya berbeda cerita," demikian Leo.