Cabang olahraga bulutangkis sendiri baru akan memulai pertandingannya pada 11-20 Agustus mendatang. Seperti diketahui, bulutangkis menjadi harapan utama Indonesia dalam perolehan medali emas di Olimpiade. Sepanjang sejarahnya, bulutangkis jadi satu-satunya cabang yang menyumbangkan medali emas Olimpiade buat Indonesia, lewat enam medali emas.

Emas Olimpiade bulutangkis pertama Indonesia dipersembahkan Susi Susanti dan Alan Budikusuma pada edisi Olimpiade 1992 di Barcelona. Menyusul empat tahun kemudian di Atlanta dari nomor ganda putra atas nama Rexy Mainaky dan Ricky Subagja.

Pasangan Tony Gunawan dan Candra Wijaya kembali mengukir sukses medali emas Olimpiade di Sydney tahun 2000. Taufik Hidayat menjadi tunggal putra kedua Indonesia yang mencatatkan namanya sebagai legenda bulutangkis.

Terakhir, Indonesia meraih medali emas bulutangkis di Olimpiade melalui pasangan Hendra Setiawan/Markis Kido di Beijing 2008. Sayang, rentetan sukses itu terputus di London 2012 lalu di mana tak satupun atlet bulutangkis Indonesia yang membawa pulang medali emas.

"Saat ini bangsa Indonesia bangga dan bersyukur atas pencapaian dua buah medali yang telah diraih melalui cabang angkat besi. Bulutangkis akan menjadi harapan kita selanjutnya dan saya bersama tim official optimis atas persiapan yang telah dilakukan akan membuahkan hasil yang diharapkan oleh kita semua," ucap Erick Thohir yang juga Presiden klub sepakbola ternama Italia, Internazionale Milan itu melalui rilis resmi KOI.

Di Rio de Janeiro, Brasil, bulutangkis dipatok target dua medali emas. Peluang terbuka lebar dari nomor ganda, baik itu ganda putra, putri maupun ganda campuran. Kendati tidak menutup peluang ada kejutan dari nomor tunggal.

Kontingen bulutangkis terdiri dari Tommy Sugiarto, Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad, Praven Jordan, Kindawati Fanetri, Greysia Polli, Nitya Krishinda Maheswari, Liliyana Natsir dan Debby Susanto.